Mas Riza (tengah) bersama para peserta pelatihan menulis |
”Biar orang pintar setinggi langit, bila ia
tidak menulis maka akan hilang dari masyarakat dan sejarah”. Sebuah
kutipan yang diungkapkan oleh Pramoedya Ananta Toer ini disampaikan oleh Riza
Multazam Luthfy, SS., SH., MH. dalam pelatihan kepenulisan di Saung Bambu,
Suci, Manyar, Gresik selama dua hari, Kamis-Jum’at (27-28 Agustus 2015).
Sebanyak sepuluh santri yang terdiri dari perwakilan krew Majalah Langitan dan Majalah
Harakah mengikuti pelatihan ini.
Pelatihan yang diselenggarakan oleh Majalah Langitan ini bertujuan untuk
mendorong semangat para redaktur -yang beberapa baru masuk di
redaksi- agar lebih bersemangat dalam menulis. Mas Reza, panggilan
akrabnya, memberikan materi tentang apa saja manfaat menulis, teknik penulisan
berita, feature, dan lain-lain. Ia adalah penulis freelace yang ratusan
karya tulisnya telah dimuat di Koran dan majalah baik lokal ataupun nasional.
Di hadapan para kuli tinta, Dosen STAI Attanwir Bojonegoroini ini juga
menceritakan pengalamannya selama menjadi penulis freelance.
Selain diikuti oleh para jurnalis dari Ponpes Langitan, acara
pelatihan ini juga mengundang dua peserta dari redaktur Majalah Al-Fikrah,
Ponpes Mamba’us Sholihin, Suci, Gesik. Mereka hadir pada pertemuan ke dua yakni
pada Jum’at pagi. Pada pertemuan ke dua ini, Mas Reza banyak menyampaikan
materi tentang penulisan berita, mulai dari unsur berita, kriteria-kriterianya,
pemfokusan pada pokok masalah, struktur berita dan lain-lain.
Seperti yang diunkapkannya, tehnik menulis berita pada umumnya
menggunakan struktur piramida terbalik. Berita selalu mendahulukan bagian yang
paling penting dan menarik untuk ditampilkan di awal pararaf. Lalu semakin ke
bawah volume berita, isinya semakin kurang penting.
Tidak hanya sampai di materi berita saja, pada even ketiga yang
dimulai setelah jama’ah Jum’at, para santri kuli tinta itu disuguhkan berbagai
materi mengenai penulisan feature. Sayangnya para perwakilan dari redaktur Al
Fikrah berhalangan hadir pada pertemuan ini. Mas Riza menjelaskan tentang
bagaimana meramu sebuah fakta yang dianggap kurang actual bisa menjadi sebuah
tulisan yang menarik dibaca kapan saja. Cara tersebut adalah dengan mengubah
gaya penulisan berita menjadi feature. Ia menerangkan langkah-langkah apa saja
yang harus dilakukan dalam menulis feature.
Proses pelatihan ini berlangsung hingga malam pukul 21.30 yang
kemudian diakhiri dengan acara makan bersama. Pada Sabtu pagi, para peserta
kemudian bertolak dari Gresik untuk kembali di pondok dan melakukan aktivitas
harian. [Istahilagi]