Saturday, February 14, 2015

Menyikapi Asal Mula Valentine’s Day


Kenyataannya valentine day ini tak lebih dari hari pelacuran yang terselubung. Muda-mudi yang telah keranjingan cinta saling mengungkapkan cinta, bermesraan dan suka cita di tempat romantis yang mereka siapkan. Di hari itulah sang gadis rela menyerahkan tanda cinta termasuk keperawanannya demi kasih sayang  yang langgeng. Banyak remaja putri di luar dunia pesantren yang mengakui, ia ingin keperawanaannya dinikmati pacarnya dihari valentine. Nau’udzubillahi min syarri dzalik.


Valentine day sudah menyimpang dari makna kasih sayang namun sudah menjadi sebuah penyesatan bagi remaja modern. Seolah kasih sayang hanya tertumpah pada satu hari dan hari-hari berikutnya boleh berbuat semau gue. Apalagi dengan memperhatiakan cara-cara remaja merayakannya sungguh jauh dari nilai kemanusiaan.

Menelusuri asal mula Valentine’s day ini, umat Islam kembali terkecoh. Ternyata Valentine’s day bukan sekedar hari buat senang-senga anak muda saja, melainkan sebuah perayaan yang datang dari agama Nasrani. Valentine’s day merupakan sebuah perayaan untuk menghormati sang tokoh St Valentinus. Valentinus adalah seorang martyl (istilah dalam Islam berarti syuhada’) yang penghormatannya dalam menyebarkan agama Nasrani atau Kristiani diberi gelar Saint atau Sonto atau Santa, yang berarti orang suci. Santo Valentinus sangat peduli pada orang miskin dan menderita. Itulah yang menyebabkan mendapat simpati dari orang miskin. Ajaran kasih sayangnya membuat orang orang romawi berbodong-bondong minta dibabtis.

Pada tanggal 14 februari 270M, St. Valentinus dipenggal kepalanya karena bertentangan dengan Raja Romawi yang dipimpin oleh Raja Caludius II. Untuk mengagungkan Valentinus yang dijadikan simbol ketabahan, keberaniaan dan kepasrahan dalam menghadapi cobaan hidup, para pengikutnya memperingati kematian St. Valentinus sebagai upacara keagamaan. Tetapi sejak abad ke-16 M, upacara keagamaan tersebut berangsur angsur hilang dan berubah menjadi perayaan bukan keagamaan.

Hari kasih sayang atau yang biasa disebut Valentine’s day  nampaknya sudah menjadi bagian hidup remaja modern. 14 Februari sebagai hari Valentine’s day dianggap hari yang sakral untuk mengungkapkan rasa kasih sayang sepenuh hati kepada orang orang yang dicintai. Sebagai ungkapan kasih sayang itu, berbagai atribut yang bergambar hati dari gantungan kunci, kado, kartu ucapan hingga kue kue marak dipasaran.

Hari valentine sendiri sebelumnya (sebelum dirayakan orang Kristen) adalah pesta jamuan kasih sayang bangsa Romawi kuno yang di sebut “supercolis” yang jatuh pada tanggal 15 Februari. Setelah ajaran Kristen memasuki kerjaan Romawi, pesta Supercolis -yang kemudian dikaitkan dengan upacara kematian Sr. Valentinus- itu dimajukan sehari menjadi 14 Februari dengan mempublikasikan istilah hari kasih sayang. Sampai sekarang perayaan Valentine’s day dilambangkan dengan burung dara berwarna pink, lambang kedamaiaan dan kasih sayang.

Valentine’s day sudah marak dirayakan oleh manusia di belahan dunia. Dan nampaknya perayaan ini sudah merambah ke umat islam di Indonesia. Tentu saja hal ini perlu adanya lampu merah agar kaum muda Islam tidak ikut terjerumus dalam hal-hal demikian. Perayaan kaum remaja yang disamarkan dan dibungkus rapi dengan istilah hari kasih sayang ini memiliki nilai keagamaan yang sakral bagi kaum Nasrani. Jika dibiarkan begitu saja, tentu bisa berpengaruh pada akidah generasi Islam. Senada dengan hadist Nabi; “man tasyabbaha biqoumin fahuwaminhu” barang siapa yang menyerupai suatu kaum maka ia termasuk kaum tersebut.

Oleh: @qqna  Romansa

[Dari berbagai sumber]
Comments
0 Comments

No comments:

Post a Comment

Makasih telah berkomentar