Tiada ungkapan yang bisa
sebanding dengan keteladan beliau. segala sifat, prilaku, dan tutur katanya
begitu kental dengan apa yang dibawa oleh Rasulullah SAW. Mulai dari
kesederhanaan, ketawadhu’an, ketulusan, keikhlasan, kesabaran, keilmuan,
kewira’ian dan lain-lain, semua melekat pada jiwa beliau. Dari situlah muncul
suri tauladan yang sepatutnya dicontoh oleh para santri.
Mungkin akan menghabiskan banyak
tinta untuk mengkisahkan berapa banyak suri tauladan yang beliau berikan kepada
kita semua. Namun agaknya sebagian sifat atau prilaku beliau ini akan
memberikan cerminan bagi kita untuk mencontoh syaikhina.
Ø
kesederhanaan
Sifat qona’ah selalu menyertai
kehidupan syaikhina, hal itu terbukti dengan rumah beliau yang cukup sederhana.
Beliau tidak pernah tergiur oleh gemerlap dunia karena kehidupan dunia tidak
selamanya abadi. Selain itu Baju dan songkok berwarna putih yang dikenakannya
sehari-hari pun juga menunjukan sebuah kesederhanaan syakhina, dalam artian
beliau tidak neko-neko. Tidak hanya itu, dalam rutinitasnya, beliau hanya
memiliki tiga buah sarung yang biasa beliau kenakan setiap hari, padahal kalau
dihitung, betapa banyak sarung yang dihadiahkan kepadanya, namun bagi syakhina
tiga sarung sudah cukup. Dan beliau memberikan sarung-sarung tersebut kepada
orang lain.
Ø
keikhlasan
Betapa besar perjuangan beliau
dalam memperjuangkan agama yang dibawa oleh rosulullah SAW. Perjuangan itu
lebih banyak beliau curahkan ke pesantren dengan mendidik para santri agar
menjadi insan yang mulia. Semua itu beliau lakukan dengan keikhlasan yang tulus
dari hatinya. syaikhina hanya menginginkan santri-santrinya mendapatkan ilmu
yang manfaat sehingga mereka bisa mengamalkan dan turut meneruskan perjuangan
beliau. Terbukti, dengan keikhlasan syaikhina
mendidik mereka, kini banyak santri yang menjadi kyai-kyai besar di daerah
mereka.
Ø
Kedisiplinan dan istiqomah
Alangkah besar ketekunan dan
kedisiplinan beliau, walaupun di usianya yang senja, beliau masih eksis
meneggunakan sebagian besar waktunya untuk mengajar para santri. berawal dari
pagi beliau membalah kitab Fathul Mu’in untuk santri musyawirin,
kemudian sehabis dhuhur beliau membalah kitab Ihya’ Ulumuddin untuk
santri selain tingkatan Ibtida’iyah, setelah itu sehabis sholat asyar beliau
membalah kitab lagi, yang ini kitabnya kondisional untuk seluruh kalangan
santri dan yang terakhir beliau membalah kitab tafsir untuk santri Aliah setelah jamaah isya’. Isiqomah dan
selalu tekun dalam menjalaninya, itulah yang beliau terapkan sehari hari. mulai
dari jamaah, wiridan, mengaji, istirahat bahkan untuk melayani tamu pun beliau
ada jadwal khusus untuknya.
Semua sifat-sifat, perilaku dan
tutur kata beliau selalu mencerminkan keteladanan yang terus menerus mengguyur
para santri. Mulai dari kesederhanaan, keikhlasan, ketawadhu’an, kesabaran,
kepedulian, keilmuan, kewira’ian dan lain-lain. Semua seakan tak pernah
berhenti beliau terapkan untuk kita contoh. Sepatutnya bagi kita yang menjadi
santrinya untuk mengungkapkan rasa cinta yang lebih kepada beliau. karena
selain menyalurkan ilmu yang tiada henti, beliau juga memberikan tauladan yang
baik untuk kita tiru dan kita lakukan sehari-hari. Dengan demikian marilah
kita meneladani syaikina!.
BY: Istahilagi
BY: Istahilagi