Masalah memang tak
pernah lepas, hidup memang penuh cobaan dan tanggung jawab. Hanya orang bodoh
yang tidak mau punya masalah.
Diceritakan ada
seorang kakek yang mempunyai kebiasaan aneh, dia selalu memegang daun yang
berada di depan rumahnya ketika pulang dari kerja. Dia adalah seorang pekerja
yang sangat rajin, penuh perhatian, kasih sayang dan kelembutan terhadap
keluarganya. Ketika dia ditanya mengapa dia melakukan hal seperti ini?, selalu
memegang daun yang berada di dekat pintu rumahnya ketika sepulang dari bekerja,
dia hanya tersenyum penuh rahasia. Tak ada yang tahu sebab yang mendasarinya
untuk melakukan hal tersebut.
Pada suatu hari,
cucunya yang paling besar, mengalami kebangkrutan yang luar biasa. Hartanya
habis dan sebagian lagi disita oleh pihak bank karena terlilit hutang. Dia pulang
dengan wajah kusut. Dan sejak saat itu dia menjadi pendiam dan sering mengurung
diri.
Kakeknyapun
akhirnya tidak tahan dengan apa yang terjadi pada cucu kesayangannya. Dia mendekatinya
dan bertanya tentang sebab terjadinya perubahan yang di alami cucunya. Cucunya
pun menjawab dan mengutarakan dengan jujur semua masalahnya. Si kakek faham
dengan apa yang terjadi pada sang cucu. Ia pun berkata “Cucuku, tahukah kamu
sebab diriku selalu memegang daun pohon yang berada di depan rumah kita?”.
Cucunya menggeleng, pertanda tak mengetahui. ”Tahu kah kamu bahwa hidup adalah
masalah, jika seseorang telah memutuskan untuk tidak mempunyai masalah berarti
dia memutuskan untuk mati. Dan tahukah kamu alasan kakek selalu memegang pohon
yang berada di depan pintu rumah kita?”. Cucunya pun kembali menggeleng.
“karena kakek selalu meletakan masalah yang kakek dapat setelah bekerja, di
pohon kita. Karena kakek tak mau kalian melihat masalah yang sedang kakek
hadapi. Kakek selalu berusaha tersenyum. Kakek melepas semua masalah yang
berada di luar karena tak mau kalian melihatnya. Pohon tersebut sangatlah
berjasa bagi kakek”. Cucunya pun mengangguk faham dengan apa yang di maksudkan
kakeknya “Tapi kek masalahku teramat berat, mungkin hanya aku yang
mengalaminya”. Si kakek tersenyum
mendengar penuturan cucunya. ”Dengarlah cucuku, semua masalah itu sama, besar kecil
bukanlah ukuran. Kita ibaratkan saja dengan segelas air sebagai masalah yang
kecil dan seonggok batu sebagai masalah yang besar. Segelas air kita coba angkat
selama satu jam, maka kita akan merasakan nyeri di tangan kita, kemudian kita
coba mengangkatnya selama satu hari, maka kita akan mati rasa di sekujur tubuh
kita. Dan kita coba mengangkatnya selama satu bulan, maka kita akan mati
dibuatnya. Berbeda jika kita meletakkannya ditempatnya, maka kita akan merasa
ringan dan nyaman. Sebesar apapun masalah kita, walaupun sebesar batu jika kita
meletakkannya, maka masalah tersebut menjadi ringan. Si cucu faham dengan apa
yang dimaksudkan oleh kakek tadi, dia pun tersenyum diikuti pelukan kasih
sayang keduanya. ” Trimakasih kek.........”. kata sang cucu berkaca-kaca.
Setelah kejadian
itu sang cucu pun kembali menemukan hidupnya. Dia terus berusaha hingga menjadi
orang yang sukses. Dan tak lama setelah itu si kakek pun meninggal diikuti
dengan pesan terakhirnya. “Ku wariskan pohon itu kepadamu”.
Oleh : Mass kalampayan
C1 10 Slalu jaya