Saat Malu Menjadi Baik Atau Harus Dibuang
Hai bray... Masih sehatkah
kalian.. Yah, kalau gak sehat mana mungkin kalian ada disini.. Paling juga
kalian akan tiduran di kamar, atau izin pulang dengan alasan sakit, nah udah
gitu minta surat keterangan Dokter biar izinnya lama... yach.itu lagu lama..
Syukurlah kali ini semua sehat-sehat saja..
Sobat, pernah gak kalian merasa malu ketika melakukan sesuatu. Gak usah
mikir, jawabanya pasti pernah, iya kan. Misalnya aja ketika disuruh ngomong di
depan banyak orang , atau ketika inggin ngomong pada sesorang yang derajatnya
di atas kalian, sobat-sobat pasti ada yang merasa malu. Secara, itukan sifat manusia
juga, iya gak. Nah bray.., sebenarnya baik enggak sih kalau kita punya sifat
malu..
dalam Hadits kan juga pernah disebutkan “jika kamu tidak malu, maka
berbuatlah sesukamu”. Kenapa kita harus malu. Tapi kalau kelakuan kita
malah gak karuan, apa itu pantas untuk dilakukan. Yang ada malah kita yang
malu-maluin. ihhh jangan sampek kale.. Jadi, sifat malu juga ada yang harus
kita punya dan ada pula yang harus kita musnahkan.. Lalu, malu yang seperti apa
itu..?
Ok bray..pertama, kita harusnya malu kepada Allah. Ini adalah sifat malu
yang harus kita punya. Pertanyaanya adalah, gimana caranya kita malu kepada
Allah?. Nabi Muhammad Saw. pernah bersabda ”barang siapa yang menjaga kepala
dan sekelilingnya, perut dan sekitarnya, meninggalkan kesenangan dunia, ingat
pada kematian dan cobaan, maka ia sungguh telah berbuat malu kepada Allah.” Nah
sudah jelaskan. pokoknya kita harus jauh-jauh dari maksiat, dan terus ingat
kepada Allah. Sekarang ketika sudah berhadapan denganNYA, kita kadang-kadang juga ada
rasa malu kepadaNYA. Itu sih baik, tapi masak kadang-kadang, harusnya
harusnyakan selalu. Namun, masalahnya adalah kita juga sering punya rasa malu
ke yang lain, siapa lagi kalau bukan manusia. Nah yang ini yang harus dijauhin,
masak gara-gara malu dilihatin orang kita gak jadi beribadah atau jadi beribadah tapi gak khusyuk. Jangan sampai kita punya sifat riya’, apa lagi
syirik. Iya gak bray..
Selain malu kepada
Allah, ada juga sifat malu yang harus kita miliki, yaitu malu kepada manusia.
Tapi malu yang ini juga ada yang
harus kita jauhin loh... Ok, kita kupas yang pertama dulu, malu yang harus kita
punya adalah malu yang bisa mengangkat derajat kita. Masak iya malu bisa
mengangkat derajat orang.? Yah belum tahu nih.. gini bray,, kita ambil
contohnya saja .. saat kalian berada di depan Asatidz atau Masyayikh apa yang
kalian lakukan. kalian pasti akan menjaga sikap dan tata karma sesantun
mungkin.. coba deh kalau kalian bergurau,atau berteriak-teriak kayak orang gila
.. pasti derajat kalian akan turun, kalian akan dianggap rendah di mata mereka.
Misalnya lagi ketika ada seseorang diajak oleh
temannya untuk berbuat yang gak karuan. Jika dia anak baik-baik, pasti akan
menolaknya. Saat itu juga dia akan bilang “ jangan
gitu.. aku malu”. Dengan begitu nama dia akan tetap baik dimata orang. Nah
bray.. udah tahu kan, malu yang bisa mengangkat derajat orang.?. sekarang kita
beranjak ke malu yang ke dua, malu yang ini harus dibuang jauh-jauh. Sejauh
mungkin, sampai ke planet Pluto sekalian. karena diakui atau tidak kita pasti
pernah mengalaminya. Ok, kalian pasti penasaran, malu yang gimana sih yang
dimaksud. Gini bray.. coba deh.. kira-kira kalian pernah gak, ketika disuruh
orang berbuat baik kalian gak mau karena malu melakukanya. Nah ini yang harus kita buang. malu yang
kayak gini yang akan menjadi virus dalam diri kita. selanjutnya mental kita
akan lembek kayak tempe yang udah jamuran. (Emang tempe jamuran kalee..). Jadi
kesimpulanya adalah jika kita ingin jadi anak yang baik-baik, kita harus punya
sifat malu ketika berbuat yang gak baik, pun juga ketika berbuat baik. Agar
kebaikan yang kita perbuat akan tetap baik-baik saja di mata orang yang baik.
* Istahilagi

